Trump Tambah Tarif 10% untuk Negara BRICS: Begini Respons China
Presiden AS, Donald Trump, kembali menggebrak panggung ekonomi global dengan rencana kebijakan kontroversialnya. Trump mengumumkan tarif tambahan sebesar 10% untuk seluruh negara BRICS, termasuk China, India, Brasil, Rusia, dan Afrika Selatan, sebagai bagian dari strategi proteksi industri dalam negeri Amerika Serikat.
Keputusan ini langsung memicu reaksi keras dari berbagai negara BRICS, terutama China, yang menjadi mitra dagang utama AS sekaligus anggota dominan dalam aliansi BRICS.
Mengapa Trump Menambah Tarif 10% untuk Negara BRICS?
Trump menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari rencana “America First” untuk melindungi industri dalam negeri dan memperkecil defisit perdagangan yang selama ini menjadi isu panas dalam hubungan dagang AS dengan negara-negara BRICS.
Trump menilai negara-negara BRICS, khususnya China, telah memanfaatkan pasar AS untuk mendistribusikan produk mereka dengan harga lebih murah sehingga melemahkan industri dalam negeri AS.
Respons China: “Tindakan Sepihak dan Mengganggu Stabilitas Ekonomi Global”
Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan China, Beijing menilai tarif tambahan 10% ini sebagai tindakan sepihak yang tidak adil dan berpotensi memicu ketegangan perdagangan global.
China menegaskan bahwa mereka siap untuk mengambil langkah balasan yang diperlukan untuk melindungi kepentingan nasional dan pelaku usaha mereka jika kebijakan ini benar-benar diberlakukan.
“Langkah ini tidak hanya merugikan negara-negara BRICS, tetapi juga konsumen dan perusahaan Amerika sendiri, karena akan meningkatkan biaya impor bahan baku dan barang jadi,” ujar juru bicara Kementerian Perdagangan China.
Potensi Dampak Tarif Tambahan pada Perdagangan Global
Tarif tambahan 10% dari Trump ini diprediksi akan:
🔹 Meningkatkan harga barang impor dari negara BRICS di pasar AS.
🔹 Memicu langkah balasan dari China dan anggota BRICS lainnya.
🔹 Menambah ketidakpastian dalam rantai pasok global.
🔹 Berpotensi memicu perang dagang jilid baru antara AS dan China.
Jika langkah ini benar-benar dijalankan, ekonomi global yang masih dalam tahap pemulihan pasca pandemi dapat kembali terguncang akibat ketegangan perdagangan.
Strategi China Menghadapi Tarif Tambahan Trump
China dilaporkan tengah mempertimbangkan sejumlah langkah balasan seperti:
✅ Penerapan tarif tambahan pada produk AS, termasuk pertanian dan teknologi.
✅ Mendorong diversifikasi pasar ekspor ke negara Asia, Afrika, dan BRICS lainnya.
✅ Memperkuat konsumsi domestik untuk menahan dampak ekspor yang melambat.
✅ Mempercepat upaya dedolarisasi dalam perdagangan internasional sebagai upaya jangka panjang.
BRICS dan Masa Depan Perdagangan Global
Langkah Trump menambah tarif 10% untuk negara BRICS dapat menjadi batu sandungan bagi stabilitas perdagangan global. Sebagai anggota kunci BRICS, China menunjukkan kesiapan mereka untuk melindungi kepentingan nasional dan mendorong solidaritas antaranggota BRICS dalam menghadapi kebijakan perdagangan proteksionis ini.
Di sisi lain, keputusan Trump ini juga menjadi pengingat bahwa geopolitik dan kebijakan ekonomi negara besar dapat mempengaruhi perekonomian dunia secara langsung, dan semua negara perlu mempersiapkan strategi mitigasi untuk menjaga stabilitas ekonomi masing-masing.